Rabu, 15 Maret 2017

Wanita Tak Sempurna

Kita bertemu. Mata kita saling menyapa dan hati kita ingin berirama bersama dalam satu cinta suci. ~saat itu~

Kisah yang singkat untuk hati yang penuh harap. Apakah hati mu memang tak ingin lagi berirama bersama? Seperti keinginan hati ku ini.

Cita-cita kita sama untuk satu cinta yang tulus. Berharap lekas bersatu dalam sakramen kudus pernikahan. Berharap hari berbeda yang kita jalani dapat kita satukan dalam cerita malam kita yang penuh kehangatan. Kita wujudkan harapan itu.

Lalu, aku ternyata memiliki kekurangan. Aku tidak lengkap sebagai wanita. Ternyata harapan mu tidak setulus harapan ku. Kau menginginkan lebih dari sekedar harapan itu dan Tuhan tidak mengizinkan rahim ku berbuah. Apakah itu kesalahan ku? Aku berhenti dari pekerjaan ku demi seorang keluarga baru di keluarga kecil kita. Tapi Tuhan tetap tidak mengizinkan aku untuk itu. Sekian lama kita menunggu dan keluarga kecil kita tidak bertambah.

Aku katakan pada mu bahwa aku tak bersalah atas itu. Keinginan ku tulus sejak awal untuk menikmati hari dan mati ku dekat dengan mu. Tapi kau memilih menjauh dan mencari seseorang lain untuk menemani hari mu. Berharap kau akan menemukan wanita yang bisa memberi mu keturunan.

Kini aku sendiri. Kau berpaling dari ku. Aku tak bisa menahan marah ini. Aku sungguh marah. Jika memang bukan aku yang kau harapkan sejak awal, mengapa tak kau katakan? Katakan bahwa yang kau inginkan bukan lah aku, tapi seseorang yang dapat melahirkan penerus bagi mu.

Aku marah. Aku menyesali nasib seorang wanita. Kau dengan gampang meninggalkan aku. Lalu bagaimana jika seorang lelaki yang tidak bisa membuahi wanita? Apakah wanita segampang itu meninggalkan lelaki demi menjadi seorang ibu? Tidak, wanita tidak selemah itu.

Pada siapa aku menuntut pertanggungjawaban untuk luka hati ini? Berikan aku jawaban. Kesepian melanda hari-hari ku, pekerjaan ku harus mulai dari awal lagi, hati patah-patah, hidup ku harus bangkit lagi sendiri setelah kau jatuhkan ke jurang terdalam.

Belajarlah mencinta dengan ketulusan. Itulah pesan ku. Aku tak punya hak meminta hal buruk untuk hidup mu.

Based on true story
Edited by me
Pict by google

Elisabeth 16/03/2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar